Pertemuan minggu kesebelas
Ni Luh Sriyani (18413241001)
BANGKIT DARI PAHITNYA MASA LALU
Rabu, 08 April 2020 merupakan pertemuan kesebelas
untuk mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan tentunya masih dengan perkuliahan
online di tengah penyebaran wabah covid 19 yang semakin hari semakin
meningkat. Hari ini saya akan
menceritakan pengalaman saya ketika bertemu dengan salah satu teman semasa SMP.
Kami memang sudah lama tidak bersua sejak kami memutuskan untuk melanjutkan
sekolah SMA maupun Universitas ke tempat yang berbeda. Dulunya ia adalah salah
satu teman terbaik saya ketika duduk di bangku SMP dan berpisah selama kurang
lebih 5 tahun untuk misi meraih cita-cita hehe. Saat kami bertemu untuk sekedar
berbincang-bincang memang tidak terlihat adanya kecanggungan di antara kami
meskipun ini adalah pertama kalinya kami bertemu secara langsung sejakk kami
lulus SMP kala itu. Keakraban diantara saya dengan dia masih terasa begitu
hangat, kami ngobrol tentang kesibukan masing-masing, berbincang tentang
bagaimana serunya saya dan dia mengenyam pendidikan tinggi di kampus
masing-masing, dan tentunya obrolan semakin asyik ketika kami sama-sama menceritakan
tentang pahitnya putus cinta dari seseorang yang begitu kami sayang. Dia
berkata bahwa perlu waktu yang lumayan lama untuk benar-benar sembuh dari
penyakit yang obatnya hanyalah waktu. Penyakit itu tidak salah dan tidak lain
adalah patah hati hmm. Sebenarnya saya juga ingin berbagi pengalaman dengan dia
tentang patah hati yang saya alami tapi saya memilih untuk diam karena dia
terlanjur ngoceh dengan ceritanya yang alhasil mewajibkan saya untuk menjadi
pendengar yang baik atas cerita-cerita teman saya ini hehe. Dia pernah begitu
terpuruk sejak kekasihnya memutuskan hubungannya karena memilih bersama orang
lain, ia begitu terpuruk karena hubungan mereka sudah berlangsung lama yakni
sekitar 2 tahun. Selain itu, ia pun sangat menyayangi pasangannya, namun apa
mau dikata di separuh perjalanan hubungan mereka harus kandas karena orang
ketiga. Namun teman saya bercerita bahwa meskipun perlu waktu yang lam untuk
move on tapi pada akhirnya ia kembali bangkit dan menata kembali hidupnya,
menuliskan kembali target-target hidup yang harus ia capai, dan alhsail hal
tersebutlah yang berhasil mendorong teman saya berhasil keluar dari
keterpurukan masa lalu yang kelam. Selain itu, ia menyadari bahwa kehidupan
tidak akan berakhir hanya karena ditinggal pacar, karena selain pacar, masih
ada begitu banyak orang yang menyayanginya. Ada keluarga, sahabat, saudara, dan
banyak orang-orang yang begitu perhatian dengannya.
Dari sana kita belajar bahwa terkadang masa lalu
memang tak selalu indah namun terpuruk dengan kenangan buruk itu tak akan
membuat hidup kita menjadi maju, hanya akan menambah goresan luka yang semakin
dalam kalau kita tidak mau bangkit dn bergegas menata kehidupan kembali. Untuk
itu, ketika ada yang memiliki pengalaman yang sama tentang masa lalu yang pahit,
kita harus berani untuk bangkit dan kembali semangat menjalani kehidupan ini.
Bersedih setelah kepergian orang yang kita cinta memang merupakan suatu hal
yang wajar namun tentu bukanlah pilihan yang bijak jika kita terus-terusan
larut dalam kesedihan itu. Ada saatnya kita harus belajar ikhlas melupakan
apapun itu yang memang tak ditakdirkan untuk kita miliki dan kembali melangkah
kedepan demi kehidupan yang lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar