Pertemuan minggu kesembilan
Ni Luh Sriyani (18413241001)
BERBAGI MASKER DI TENGAH WABAH COVID 19
Rabu, 25 Maret 2020 seharusnya merupakan pertemuan
kesembilan untuk mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan, namun mengingat hari
ini merupakan Hari Raya besar Agama Hindu yakni perayaan Hari Raya Nyepi kami
libur dan belajar di rumah masing-masing. Kali ini saya akan menceritakan
kebaikan seorang bapak yang dengan begitu ikhlasnya berbagi dan memberikan
masker kepada saya secara cuma-cuma di tengah pandemi covid 19 yang semakin
meresahkan dan membuat kepanikan di masyarakat luas. Jadi, tepatnya tanggal 23
Maret saya memutuskan untuk pulang ke Bali karena diYogyakarta mulai sepi
mengingat kampus diliburkan karena wabah pandemi covid 19. Saya begitu
tergesa-gesa untuk pulang dan memesan tiket pesawat hari itu juga, karena saya
akan ke tempat ramai yaitu bandara saya berinisiatif untuk membeli masker agar
tidak terpapar virus di perjalanan ataupun di kerumunan banyak orang. Namun,
tak satupun toko di Yogyakarta masih memiliki stok masker, akhirnya karena
waktu yang tidak cukup saya pun menyerah dan bergegas ke bandara tanpa menggunakan
masker. Sampai di bandara saya melihat semua yang antri menggunakan masker,
jujur saya merasa takut dan panik kalau-kalau ketika saya tidak menggunakan
masker akan terpapar virus dan akan menularkan pada orang-orang di kampung
halaman. Sembari menunngu pesawat take off, saya duduk di sekitar gate
penerbangan, di sebelah kanan saya duduk seorang bapak dengan keluarganya. Tak
senganja kami saling menoleh dan bertatapan, awalnya saya merasa takut karena
bapak itu seperti melihat sesuatu yang aneh pada diri saya. Akhirnya, bapak
tersebut mendekati saya dan langsung bertanya, “nak kenapa tidak pakai
masker?’ “saya sudah berusaha membeli
masker di beberapa toko tapi stoknya sudah habis pak.” “ini bapak ada satu masker sisa, untukmu,
pakailah nak.”(sambil memberikan masker satu-satunya yang tersisa di tas bapak
itu) “baik pak, terimakasih banyak,
semoga selalu diberikan kesehatan bapak dan keluarga nggih.”
Beberapa menit kemudian pesawat yang saya tumpangi pun
siap untuk take off, dan saya pamit pada bapak tersebut mengingat pesawat yang
kita tumpangi berbeda. Di dalam pesawat saya merasa lega karena sudah
menggunakan masker, setidaknya sudah melindungi diri dari paparan virus yang
mungkin saja berada di sekitar. Dalam penerbangan pun saya selalu mengingat
kejadian manis bersama bapak yang baik hati tersebut. Saya merasa beruntung
bertemu bapak sebaik dan setulus beliau, di tengah wabah covid 19 yang
berdampak pada kelangkaan masker, bapak tersebut masih saja mau berbaik hati
dan tulus ikhlas memberikan masker satu-satunya pada saya. Dari kejadian itu, saya
belajar banyak hal, salah satunya adalah, di tengah-tengah situasi yang kelam
akibat covid 19 ini, sebagai manusia yang notabenanya adalah makhluk sosial
alangkah baiknya kita juga memperhatikan situasi sekitar dan keamanan manusia
lainnya. Berbagi masker merupakan salah satu bentuk bahwa kita menyadari sesama
manusia sudah selayaknya untuk saling menjaga dan melindungi agar penyebaran
covid 19 tidak semakin meluas. Terimakasih bapak di antrian sekitar gate
bandara Adisucipto yang sangat baik hati dan tulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar